Harian Sore (2/10)
air mata perempuan itu pecah di peron stasiun. tersebab kekasihnya lupa memesan tiket kereta yang berangkat lima belas menit lalu untuknya. padahal mereka telah merencakan perjalanan yang indah. menuju suatu tempat entah.
kini kekasihnya telah pergi. bersama deru kereta, masinis, dan bau amis toilet. menyusuri rel yang membujur. dan perempuan itu masih terpaku sendiri. menyusuri segala kenangan dan rencana. bagai kereta yang berjalan ke belakang. melewati terowongan panjang dan gelap.
"jika kekasihku tak kembali, aku akan menjemputnya pada arah yang berlawanan. barangkali ia akan datang dari belakang." katanya. "bukankah menuju ke depan pada akhirnya sama saja berada di belakang?"sambungnya.
[Surabaya, 2006]
kini kekasihnya telah pergi. bersama deru kereta, masinis, dan bau amis toilet. menyusuri rel yang membujur. dan perempuan itu masih terpaku sendiri. menyusuri segala kenangan dan rencana. bagai kereta yang berjalan ke belakang. melewati terowongan panjang dan gelap.
"jika kekasihku tak kembali, aku akan menjemputnya pada arah yang berlawanan. barangkali ia akan datang dari belakang." katanya. "bukankah menuju ke depan pada akhirnya sama saja berada di belakang?"sambungnya.
[Surabaya, 2006]
4 komentar:
Hmm.... kereta. Aku suka.
matur thank you bossss.
mmmm... saya juga suka. salam!
untuk tukang seduh, makasih ya udah singgah....
Post a Comment